Sejumlah kumpulan Foto-foto/ video-video gowes Team SOCC (Sintang Orangutan Cycling Club) saat mengunjungi beberapa tempat-tempat wisata alam di West Borneo, dll.
Batu Jato atau yang
dikenal masyarakat Kabupaten Sekadau dengan sebutan Batu Joto merupakan sebuah
wisata alam berupa riam sungai yang banyak terdapat bebatuan besar yang
tersusun secara acak. Wisata Alam Batu Jato berasal dari legenda yang
menyebutkan bahwa salah satu batu besar yang terdapat di wilayah wisata
tersebut merupakan batu yang muncul akibat jatuh.
Batu Jato/Batu Joto
Wisata Batu Jato ini
selalu menjadi target kunjungan wisata bagi masyarakat sekitar Kabupaten
Sekadau maupun pengunjung dari luar Kabupaten Sekadau, Tidak kecuali dari team SOCC (Sintang Orangutan Cycling Club)
juga ingin mencobanya dengan mengayuh sepeda. Wisata Alam Batu Jato ini
menawarkan sensasi alam yang masih alami dengan aliran air yang jernih
menjadikan SOCC (Sintang Orangutan Cycling Club) tidak mampu mengelak untuk
tidak mandi di Batu Jato tersebut.
SOCC"Mandi"
Batu Jato/ Joto
terletak di desa Pantok, Kecamatan Nanga Taman, Kabupaten Sekadau, Kalimantan
Barat. Jarak tempuh dari Kota Kecamatan Nanga Taman untuk menuju lokasi Wisata
Alam Batu Joto ini adalah sekitar ± 55km dari simpang Sekadau.
Bike Tour yang pertama kali diselengarakan oleh Pemerintah Kapuas Hulu, 28 Oktober 2017 bulan kemaren cukup memikat perhatian para goweser dari seluruh Indonesia untuk mengikutinya. ada yang dari Medan, Jakarta, Pontianak, Sanggau, Sintang serta Melawi. Apalagi acara tersebut bertepatan dengan Festival Danau Sentarum Betung Kerihun, Kabupaten Kapuas Hulu. yang merupakan Heart of Borneo.
Profil
Perahu Hias
trek/ rute yang dilalui sangat-sangat menantang, rute yang dilalui mulai dari PLBN BADAU melewati LANJAK serta berakhir di Bukit KEDUNGKANG yaitu 65km.
START dari PLBN BADAU
Foto bersama warga Kedungkang
Rumah Betang Kedungkang
Dengan kekompakan dan keuletan,Team SOCC berhasil menyelesaikan rute-rute yang menantang tersebut hinga Finish.
FINISH di Bukit Kedungkang
Disamping itu, kita juga dapat menikmati keindahan alam Danau Sentarum di jantung Borneo.
Terletak di jantung
Borneo atau tepatnya di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Kawasan Danau
Sentarum yang merupakan komplek danau-danau
yang terdiri dari 20 buah danau besar
kecil, sejak tahun 1999 ditetapkan
sebagai Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) dan mempunyai luas 132.000
Hektar. Berada 700 kilometer timur laut
Kota Pontianak itu, TNDS terdiri atas 89.000 hektar hutan rawa tergenang dan
43.000 hektar daratan.
Pemandangan dari Bukit Kedungkang
Danau Unik dan Langka
Danau Sentarum sungguh
berbeda dengan danau ‘konvensional’ lainnya, sebab Danau Sentarum sejatinya
adalah daerah hamparan banjir (lebak lebung /floodplain). Dengan letak dan kondisinya yang berada di
tengah-tengah jajaran pegunungan menjadikan kawasan ini sebagai daerah tangkapan
hujan. Pada musim penghujan Komplek Danau Sentarum akan terendam air akibat
aliran air dari pegunungan di sekelilingnya dan dari luapan Sungai Kapuas yang
merupakan Sungai terpanjang di Indonesia. Selama 9-10 bulan dalam setahun,
kawasan Danau Sentarum akan terendam hingga kedalaman 6 – 14 meter. Diperkirakan tersimpan 16 triliun meter kubik
air per tahun di kawasan ini. Dan
uniknya pada musim kemarau panjang, sebagian besar danau menjadi kering.Hal inilah yang
menjadikan kawasan Danau Sentarum merupakan salah satu tipe ekosistem hamparan
banjir paling luas yang langka dan masih tersisa dalam kondisi baik di
Indonesia, bahkan di Asia Tenggara.
Kekayaan Flora dan Fauna
Namun, bukan fenomena
alam ini saja yang menjadi keunikan Danau Sentarum. Danau yang terbentuk pada
zaman es atau periode pleistosen ini memiliki kekayaan flora dan fauna yang
luar biasa dan tak dimiliki daerah lain. Tumbuhannya saja ada 510 spesies dan
33 spesies di antaranya endemik TNDS, termasuk 10 spesies di antaranya
merupakan spesies baru.
Hewan mamalia di TNDS
ada 141 spesies. Sekitar 29 spesies di antaranya spesies endemik, dan 64 persen
hewan mamalia itu endemik Borneo. Terdapat 266 spesies ikan, sekitar 78 persen
di antaranya merupakan ikan endemik air tawar Borneo. Kawasan Taman Nasional
Danau Sentarum tercatat sebagai salah satu habitat ikan air tawar terlengkap di
dunia.Selain hutan yang bagus
dan menjadi habitat lebah, TNDS juga menjadi habitat berbagai jenis ikan air
tawar. Dari segi ukuran, misalnya, ada jenis ikan terkecil, yang dikenal dengan
nama ikan Linut (sundasalanx cf. microps) berukuran 1-2 sentimeter dengan
tubuhnya yang transparan seperti kaca, hingga ikan berukuran panjang dua meter
seperti ikan Tapah dari genus Wallago.Adapun ikan yang
bernilai ekonomis dan di konsumsi warga, misalnya, ada ikan gabus, toman,
baung, lais, belida, dan jelawat. Khusus ikan hias, di TNDS terdapat ikan silok
atau Arwana (scleropages formosus) dan dan Ulang-uli (botia macracranthus) yang
berhasil menembus pasaran internasional dan memiliki nilai ekonomis yang
tinggi. Pada kawasan ini tercatat paling
tidak 120 jenis ikan, serta terdapat
beberapa jenis spesies yang hanya dimiliki oleh Danau Sentarum dalam artian
tidak ditemukan di belahan dunia lain.
Arwana merah
Selain itu terdapat 31 jenis Reptilia. Delapan jenis diantaranya merupakan jenis yang dilindungi seperti Buaya Muara (Crocodylus porosus), Buaya Senyulung (Tomistoma schlegelli), Labi-labi, Ular, Biawak, dll. Bahkan Buaya Katak atau Buaya Rabin (Crocodylus raninus) yang di Asia telah dinyatakan punah masih diketemukan di kawasan ini